Dipublikasikan pada Jumat, 16 Desember 2011 | 6:30
Oleh: Lathifah Musa
MediaIslamNet.Com– Antara geli,
lucu dan kasihan, menyaksikan berita di TV tentang seorang Mega “Suster
Ngesot” Tri Pratiwi yang ditendang Satpam Sunarya. Alih-alih sukses
mengagetkan temannya yang sedang berulang tahun dengan kejutan dandan
“Suster Ngesot “, mahasiswi cantik ini mengalami copot satu gigi
memar-memar akibat tendangan satpam berbadan kekar. Ia pun akhirnya
melaporkan Pak Satpam ke polisi.
Masih merasa aneh dengan berita unik dari Kota Kembang
Bandung ini, tiba-tiba Abdullah, anak keduaku, melaporkan bahwa ada
tikus nyemplung di bak kamar mandi. Lebih mengejutkan lagi ketika
katanya tikus tersebut nyemplung di guci kamar mandi dalam. Artinya si
tikus ada di kamar mandiku!
Mendadak sontak aku berlari ke kamar dan naik tempat
tidur. Sungguh respon yang seharusnya jauh dari akal sehat. Membayangkan
tikus nyemplung kamar mandi adalah peristiwa yang menggelikan,
menjijikkan sekaligus mengerikan. Apalagi si tikus nyemplung di guci
unik keemasan yang sudah kusulap jadi bak kamar mandi.
Fathimah, anak sulungku yang sudah pulang sekolah ikut
berteriak naik tempat tidur. Demikian juga si kecil Muhammad yang
melompat-lompat dan berteriak-teriak paling keras dengan gembira seolah
menikmati kehebohan. Taqiyuddin, anak ketigaku yang berbadan paling
gempal ikut-ikutan heboh mondar mandir kamar mandi tempat tikus
kecemplung dan tempat tidur tempat kami menghindari tikus berlari.
Respon suamiku adalah yang terbaik dan terhebat! Spontan ia
mengambil pel busa yang bertangkai besi dan mengeluarkan tikus dari
guci yang selama ini menjadi bak kamar mandi kami. Dari kamar mandi ia
berteriak, “Tikusnya dimatikan nggak?!”
Ada yang menjawab, “Matikan saja!”, tapi ada juga yang
berteriak, “Terserah!” Yang pasti semua menginginkan si tikus segera
dienyahkan.
Entah apa yang terjadi kemudian, ada suara duk, duk dan
duk, suamiku berteriak lagi, “Tikusnya sudah keluar!” Alhamdulillah.
Tapi kami belum beranjak, hingga suamiku menguras guci bak mandi dan
mengganti airnya. Suamiku adalah pahlawan kami.
Ingatan tentang suster ngesot kembali hadir dalam benakku,
pasca insiden tikus nyemplung ini. Apalagi melihat tindakan spontan
suamiku, yang mungkin inilah asli respon setiap laki-laki sejati.
Berbeda dengan umumnya perempuan yang justru kabur melihat hal-hal yang
mengerikan.
“Bagaimana respon Abi kalau menjadi Satpam Sunarya?” tanyaku ingin tahu.
“Sama dengan Pak Satpam, akan kutendang dan kupukuli
habis-habisan, sebelum tahu itu bukan setan!” kata suamiku dengan
santainya.
Suamiku kemudian menjelaskan bahwa kita tidak boleh takut
dengan penampakan-penampakan yang itu adalah setan jin, sehingga para
Shahabat Nabi pun berani menangkap, menggebuki, dan mengikat jin-jin
pengganggu untuk diperlihatkan pada anak-anak agar mereka tidak takut
dan berani menghadapi setan-setan.
Dalam hati aku tersindir soal tikus. Tapi yah, selama tidak
terpaksa, jangan suruh aku menghadapi tikus. Dengan alasan naluri
perempuan, yang umumnya menjerit bila berhadapan dengan tikus. Kalau
soal jin sih, lebih baik membaca ayat-ayat al-Qur’an yang sering
digunakan untuk meruqyah saja terus, karena aku yakin setan pasti lari.
Tapi kalau tikus, bagaimana kalau justru panik dan menubrukku. Hiii …!
Ber alih kembali ke soal suster ngesot dan pak satpam, aku
mulai berpikir, bahwa sangat wajar pak satpam menendang suster ngesot.
Setiap laki-laki pemberani tidak akan menyapa penampakan setan dan
menanyakan namanya siapa serta kuliah dimana. Curhat Mega di sebuah
media bahwa Satpam tahu itu bukan hantu, juga tak logis. Mengingat
menendang kuat-kuat adalah respon umum yang spontan.
Aku membayangkan bila suamiku yang menendang sang suster
ngesot. Badannya besar, Kakinya juga besar dan lebih keras. Tentu
tendangannya lebih mantap. Tambah lagi keyakinan bahwa setan itu musuh,
jadi harus dilawan dan dihantam! Wah wah wah. Apa jadinya wajah cantik
suster ngesot palsu itu? Menggigil membayangkan sebuah resiko yang lebih
berat daripada gigi copot.
Yah itulah mbak, makanya jangan pernah lagi menyamar jadi setan. Masih untung hanya satu gigi yang copot! []
Tidak ada komentar:
Posting Komentar